Kamis, 17 Februari 2011

Catatan : Sedikit ingatan tentang satu karya indah Rabindranath Tagore

Tak tahu kenapa tiba-tiba di dalam kepenatanku ini teringat sebait puisi yang tercantum dalam ‘Tukang Kebun’nya Rabindranath Tagore. Siapapun yang membaca dengan hati , pasti tak akan mengatakan bahwa itu tidak indah. Aku bahkan tidak segan-segan mengatakan bahwa itu sebuah tulisan yang sangat indah yang pasti ditulis dengan tinta hati ...!!!!... indah sekali..!!!






Matamu yang mengandung tanya itu duka.
Ia mencari-cari hendak mengetahui isi hatiku bagai bulan hendak menduga laut.
Telah kusingkapkan hidupku seluruhnya di muka matamu, tak ada lagi yang tersembunyi atau tertahan. Itulah sebabnya mengapa tak kau tahu aku.

Jika hidupku hanya sebuah permata,
akan dapat kupecahkan jadi seratus keping dan kurangkai jadi seutas rantai untuk kukalungkan di lehermu.
Jika ia hanya sekuntum bunga, bundar dan kecil dan indah,
akan dapat kupetik dari batangnya untuk kusematkan di rambutmu.

Tapi ia adalah hati, kekasihku.
Di manakah pantai dan dasarnya?
Kau tak tahu batas-batas kerajaan ini, selama kau jadi ratunya.

Jika ia hanya sejenak kesenangan, ia akan mengembang jadi senyuman ringan,
dan akan dapat kau lihat dan kau baca dalam sekejap.
Jika ia semata-mata hanya kepedihan, ia akan mencerna menjadi air mata bening mengaca,
membiaskan rahasianya yang terdalam tanpa kata.

Tapi ia adalah cinta, kekasihku.
Kesenangan dan kepedihannya tak terbatas,
dan tak ada akhirnya kepapaan dan kemewahannya.
Ia dekat padamu seperti hidupmu sendiri, tetapi kau tak pernah dapat benar-benar mengetahuinya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar